RSS Feed

Rabu, 27 Oktober 2010

Psikologi Konsumen 1

1. Psikologi Konsumen

Psikologi konsumen berakar pada psikologi periklanan dan penjualan. Pada psikologi konsumen tercakup penelitian tentang konsumen sebagai pembeli dan konsumen sebagai konsumen, konsumen sebagai warga negara, serta sebagai sumber data dari pengetahuan perilaku dasar. Masing-masing metode yang digunakan dalam psikologi konsumen memiliki keluasan perbedaan dalam hal disain eksperimentalnya, subjek yang diteliti, prosedur pengumpulan data, dan instrumen instrumennya.

Ada 6 kategori utama penelitian yang digunakan yaitu:

a. Efektivitas pengujian periklanan,

b. Survei, pendapat konsumen,

c. Penilaian sikap konsumen melalui skala. penilaian (rating scale) dan teknik projektif (projective to tecniques),

d. Pembagian pasar psikologis,

e. Pengujian produk,

f.   Studi per ilaku konsumen dalam keadaan alam.

Efektivitas pengujian periklanan menggunakan teknik teknik seperti: simulasi eksperimental iklan, “mechanical devices” panel pendapat konsumen, survei pembaca dan audience, analisis daftar pembelian melalui surat pesanan, koleksi data pemakaian cap dagang, dan catatan-catatan penjualan. Pada survei pendapat konsumen masalah metodologi dasar seperti prosedur sampling dan pembuatan kuesioner sangat diperhatikan. Sampling dapat diambil secara random atau “stratified” pertanyaan pertanyaan pada kuesioner diformulasikan dengan hati hati tentang kebutuhan konsumen dan diujikan pada sampel yang dianggap mewakili kelompok konsumen.

Penelitian sikap konsumen terhadap produk atau pelayanan dapat dilakukan dengan skala penilaian (rating scale) seperti “Semantic Differential” dan dapat pula melalui teknik teknik projektif seperti interpretasi terhadap gambar, bermain peran, visualisasi. Untuk sampel kecil dapat digunakan “depth interviews”. Pembagian pasar psikologis mengajikan deskripsi gabungan tentang kepribadian dan gaya hidup pemakai produk, media, dan atau jasa. Pengujian produk dapat memakai berbagai bentuk uji seperti penelitian identifikasi merek dan pilihan merek, penelitian makanan yang dapat diterima dan air layak minum, dan studi studi pengembangan produk. Studi tentang konsumen dalam keadaan alami timbul dari studi yang pernah dilakukan dalam psikologi ekologi.

2. Perilaku Konsumen

Perilaku manusia digerakkan oleh kebutuhan kebutuhan dasar. Sebagai sosial, perilaku individu dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan sosial selain berfungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan juga berfungsi kontrol terhadap perilaku individu. Karena individu terlibat dalam mengonsumsi benda benda dan jasa dari lingkungannya, maka dia memiliki perilaku konsumen. Sebagai konsumen, individu akan berada pada situasi yang mengharuskannya akan berada pada situasi yang mengharuskannya membuat keputusan. Proses memutuskan untuk membeli ada dua macam, yaitu Proses yang biasa atau terbatas dan proses yang diperpanjang (extended).

Ada beberapa definisi perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para pakar. Diantaranya menurut Engel (1995), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahuluidan mengukuti tindakan ini. Sementara, Loudon dan Bitta (1988) lebih menekankan perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa.

Menurut Kotler dan Amstrong (2006), mengartikan perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal.

Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga.

Perilaku konsumen menyangkut suatu proses kepurtusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk.

Memahami perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati sperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi. Juga termasuk variabel-variabel yang tidak dapat diamati seperti nilai-nilai yang tidak dimiliki oleh konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana mereka mengevaluasi alternatif dan apa yang mereka rasakan tentang kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam-macam.

Perilaku konsumen, seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000), adalah “proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya”. Jadi, dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units), baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.

Ada beberapa hal penting yang dapat diungkapkan dari definisi di atas:

Perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap yaitu:

· Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli (purchasing)

· Tahap konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan mengevaluasi (evaluating)

· Tahap tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.

Unit-unit pengambilan keputusan beli (desicion units) menurut Kotler (1991) terdiri dari:

· Konsumen individu yang membentuk pasar konsumen (consumer market).

· Konsumen organisasional yang membentuk pasar bisnis (business market).

Adapun konsep personal consumers dalam definisi tersebut bisa diperjelas lagi sebagai berikut:

Mereka adalah individu yang membeli barang dan jasa untuk:

• Dirinya sendiri

• Memenuhi kebutuhan keluarga

• Dijadikan hadiah untuk orang lain

Jadi, personal consumers membeli produk untuk penggunaan pribadi sehingga personal consumers merupakan pengguna akhir (end user atau ultimate consumer). Istilah pembelin (buyer) digunakan untuk consumer yang membeli tetapi belum tentu menggunakannya (user).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk melaksanakan semua kegiatan dalam proses manajemen pemasaran, pemasar perlu mengetahui perilaku konsumen. Sasarannya supaya kiat-kiat pemasaran yang dilakukan benar-benar mengarah pada profitability dari perusahaan.

  Ada sejumlah alasan mendasar mengapa perilaku konsumen dipelajari:

Konsumen dengan perilakunya (terutama perilaku beli) adalah wujud dari kekuatan tawar yang merupakan salah satu kekuatan kompetitif yang menentukan intensitas persaingan dari profitability perusahaan.

Analisis konsumen adalah landasan manajemen pemasaran dan akan membantu manajer dalam melakukan hal berikut:

• Merancang baur pemasaran

• Melakukan segmentasi pasar

• Melaksanakan positioning

• Melakukan analisis lingkungan perusahaan

• Mengembangkan trendd penelitian pasar

• Mengembangkan produk baru maupun inovasi produk lama

Analisis konsumen memainkan peran sangat penting dalam pengembangan kebijakan publik. Misalnya: perilaku konsumen terhadap sembako yang menghasilkan seperangkat peraturan pemerintah yang mengatur persediaan sembako tersebut.

Pengetahuan mengenai perilaku konsumen dapat meningkatkan kemampuan pribadi seseorang untuk menjadi konsumen yang lebih efektif.

Analisis konsumen memberikan pemahaman tentang perilaku manusia. Studi mengenai perilaku manusia memberikan paling tidak tiga informasi, yaitu:

• Orientasi konsumen

• Fakta tentang perilaku membeli

•Teori-teori yang menuntun proses berpikir

Singkatnya, perilaku konsumen dipelajari agar lebih memahami tentang apa yang dibeli oleh konsumen, mengapa, di mana, kapan dan seberapa sering dia membeli. Pengetahuan ini kemudian dipakai untuk menciptakan cara untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan mereka dan menciptakan pendekatan yang baik untuk berkomunikasi dan mempengaruhi mereka. Jadi, itu semua adalah kajian-kajian yang sangat mendasar dalam seluruh kegiatan pemasaran. Sebagai pemasar, perilaku konsumen merupakan pegangan untuk benar-benar menjadikan dirinya digerakkan oleh pasar/konsumen (to be market/consumer driven), sehingga mustahil bila seorang pemasar atau ahli pemasaran mengabaikan pengetahuan dan pemahaman tentang perilaku konsumen. Pemahaman perilaku konsumen, sekali lagi, adalah dasar untuk membanggun keunggulan kompetitif.

3. Perbedaan konsumen, konsumsi, konsumtif, konsumerisme

A. Konsumsi

Dalam kehidupan sehari-hari, konsumsi seringkali dihubungkan pada masalah makanan dan minuman, sesungguhnya tidak sesempit itu pengertian konsumsi, mengendarai sepeda motor juga merupakan kegiatan konsumsi, karena akan mengurangi nilai guna sepeda motor.

Konsumsi adalah suatu kegiatan manusia yang secara langsung menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan yang berakibat mengurangi ataupun menghabiskan nilai guna suatu barang/jasa.

Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Pengeluaran konsumsi personal (personal consumption expenditure) adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang baik barang-barang tahan lama (durable goods) maupun barang-barang tidak tahan lama (nondurable/ perishable goods), dan jasa. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali (Jawa: kulakan), maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.

Fungsi Konsumsi :

• Suatu fungsi konsumsi menggambarkan hubungan antara konsumsi dan pendapatan

• Kemiringan fungsi/ kurva konsumsi disebut hasrat mengkonsumsi marginal

Contoh konsumsi :
Contoh dari kegiatan konsumsi antara lain: makan, minum, naik kendaraan umum, menonton film di bioskop.

B. Konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali , maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak.

Konsumen sebagai peng-Indonesia-an istilah asing (Inggris) yaitu consumer, secara harfiah dalam kamus-kamus diartikan sebagai “seseorang atau sesuatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu”; atau “sesuatu atau seseorang yang mengunakan suatu persediaan atau sejumlah barang”. ada juga yang mengartikan ” setiap orang yang menggunakan barang atau jasa”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar